Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah Character Building pada saat Semester 2
Character Buillding
KIsah Tirta dalam KEMISKINAN
disusun oleh
Kelompok I
Ketua : Fitriyani
Maryana 12128285
Anggota: 1. Silvia
Natalia 12123838
2. Tulus Yosua
Sihite 12128964
3. Haris Saputra 12127630
4. Akim Mualik 12125114
5. Jamal Ulaili 18120248
6. Sanim Suwarto 12124489
7. Febri Saputra 12126230
Bab
I
Pendahuluan
I.
Latar Belakang
Seperti kita tahu pada zaman
sekarang kemiskinan adalah hal yang sangat dekat dengan lapisan manusia,
apalagi masyarakat kelas bawah. Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global.
Banyak hal yang melatar
belakangi munculnya berbagai keadaan yang menyebabkan seseorang diambang
kemiskinan, seperti :
·
penyebab individual seperti melihat kemiskinan sebagai akibat
dari perilaku atau
pilihan
·
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan
pendidikan keluarga;
· penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan
kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar;
·
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
·
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan
merupakan hasil dari struktur sosial.
Kemiskinan zaman sekarang ini merupakan momok yang sangat menakutkan bagi
sebagian besar
masyarakat Indonesia. Dari semua penyebab diatas, seharusnya
kita bisa sedikit mengurangi masalah
kemiskinan tersebut. Apalagi pemerintah
sebagai aparatur penyelengara negara seharusnya bisa
menyediakan segala
fasilitas agar semua rakyatnya dapat terbebas dari kemiskinan
Seperti target makalah kita ini, Tirta. Hanya kerena kekurangan biaya dia
ditelantarkan di rumah
sakit sehingga sampai sekarang dia menjadi lumpuh. Sungguh
hal yang sangat tidak diharapkan. Oleh
sebab itu kami akan mengupas semua
masalah yang berhubungan dengan target kita ini. Tentang
penyebab semua
penyakitnya, tentang kehidupannya, tentang ditelantarkan karena dia mengunakan
jaminan warga miskin. Dimakalah ini semua akan kita bahas secara terbuka. Dan
semoga makalah ini bisa berguna nantinya untuk semua orang.
II.
Profil Target dan Keluarga
1.
Muhamad Tirta
Tempat
tangal lahir : Jakarta, 17 Juni
2010
Usia : 2 tahun 10
Bulan
Tirta adalah anak ketiga dari
tiga bersaudara dari sepasang suami istri bernama Titin Suhatin dan Muhamad
Ajit. Tirta lahir dalam keadaan normal pada 3 tahun yang lalu di Rumah Sakit
Haji Pondok Kopi. Sebelum sakit Tirta adalah balita yang aktif, tapi sayang
sekarang kita tidak bisa melihat senyuman lebar seperti dulu karena sekarang ia
lumpuh.
2.
Titin Suhartin
Tempat
Tanggal Lahir : Jakarta, 22
September 1978
Usia
: 35
tahun
Pendidikan
terakhir : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Buruh Cuci
Penghasilan perbulan : Rp. 350.000/bln
Beliau adalah wanita yang telah melahirkan dan merawat Tirta sampai
sekarang. Beliau bekerja sebagai buruh cuci di sebuah rumah tangga yang bergerak
di bidang catering di perumahan Rawa Bebek. Beliau adalah wanita yang kuat dan
tak kenal lelah untuk selalu merawat Tirta walaupun beliau adalah seorang
wanita.
3.
Muhammad Ajit ( Ayah )
Tempat
tanggal lahir : Jakarta, 7 Mei
1977
Usia : 36 Tahun
Pendidikan
terakhir : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Kuli bangunan
Pendapatan : tidak tentu
Mungkin
Tirta tidak ingat wajah sang ayah. Karena ibu Titin ditinggalkan sang suami
semenjak Tirta sakit seperti ini. Sang ayah pergi meninggalkan istri dan ketiga
ankaknya entah kemana. Yang jelas hingga saat ini bapak Ajit ini tidak pernah
lagi pulang ke rumah. Terakhir dia hanya berpamitan untuk pergi mengerjakan
pekerjaan tukang di Kalimantan.
4.
Dita Purnama Sari ( kakak Pertama)
Tempat
tangal Lahir : Jakarta, 13
Februari 1999
Usia : 14 Tahun
Dita adalah kakak pertama
Tirta. Saat ini dia bersekolah di SMP Negeri 14 kelas VIII. Dita termasuk anak
yang cerdas disekolahnya. Karena saat raportnya dibagikan Dita tidak pernah
mendapat rangking dibawah 5. Dita anak yang sangat pemalu, rajin dan
penyanyang. Disaat ibunya bekerja dan dia sedang tidak bersekolah Dita lah yang
bertugas menjaga sang adik, Tirta. Selain itu Dita juga membantu sang ibu
mengerjakan pekerjaan rumah saat dirinya pulang dari sekolah. Benar-benar anak
yang berbakti dia selalu berusaha menyenangkan ibunya dengan cara membantu
semua pekerjaan rumah yang bisa dia kerjakan.
5.
Aditya Dwi Cahyo (kakak kedua)
Tempat
Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juni
2004
Usia : 8 Tahun
Aditya adalah kakak Tirta yang
kedua. Dia bersekolah di SD Negeri Pulo Gebang kelas V. Memang Adit tidak
secerdas sang kaka, tapi Adit juga sanngat menyayangi adiknya. Terkadang dia
rela meluangkan waktu bermain dengan teman-temanya untuk sekedar bermain
bersama Tirta. Dia tidak pernah merasa malu walupun adiknya lumpuh. Dia hanya
berharap suatu saat Tirta bisa sembuh dan bisa bermain bersamanya lagi.
Bab
II
ISI
I.
Permasalahan Yang Dibahas
Permasalahan yang akan dibahas
disini adalah tenteng bagaimana keadaan Tirta beserta keluarganya menghadapi
berbagai masalah yang datang dalam hidup agar terus bertahan walaupun dengan keadaan
Tirta yang lumpuh d an dilihat dari teori Character Building yang sudah ada.
Masalah yang pertama muncul adalah saat Tirta berumur 6
bulan dia terkena penyakit buang-buang air besar yang dibilang parah. Saat itu
sang ibu lalu membawanya ke klinik terdekat. Teteapi saat sampai dirumah keadaan
Tirta tidak juga membaik. Tapi sang ibu tetep menjaga tirta dengan ikhlas. Saat
saat itu disuatu malam Tirta Step, step adalah saat dimana balita mengalami
kejang-kejang disaat panas yang sangat tinggi.
Malam
itu juga Tirta dirujuk ke Rumah Sakit Islam Pondok Khpi. Disana keluarga Tirta
mengunakan Kartu Warga Miskin karena keadaan keluarga mereka memang tidak
mampu. Tirta tidak langsung ditangani, itulah buruknya penanganan orang sakit
di Indonesia ini. Karena proses yang sangat berbelit-belit, akhirya Tirta
ditangani saat hari mulai pagi. Sungguh sangat memprihatinkan. Esoknya
Tirta mulai diinfus, diberi obat dan lain lain. Tapi perubahan yang terjadi
tidak bertambah baik. Badan Tirta semakin membesar kaarena terus-menerus diberi
cairan infus. Bahkan setelah beberapa hari dirawat Tirta mengalami Koma. Selama
3 hari.
Saat-saat koma itulah yang membuat
ibu Tirta sedih. Dia sangat menyanyangi anaknnya, tidak ingin anaknya pergi.
Apapun dilakukan agar anaknya bisa sadar. Bahkan saat perawat menyatakan harus
menyuntikan infus di bagian leher dan kepala Tirtapun dilakukan. Padahal itu
adalah tindakan yang membahayakan.
Setelahnya Tirta sadar dan
dibawa pulang ke rumah, walaupun belum diberi ijin pulang oleh sang dokter.
Karena keluarga Tirta sudah tidak mampu lagi membayar pengobatan yang sangat
mahal. Terlebih obatnya yang bisa mencapai lima ratus ribu rupiah per 3 hari. Dan
akhirnya Tirta hanya dirawat di rumah saja.
Tetapi ternyata setelah dibawa
pulang ke rumah dan setelah Tirta beranjak besar baru disadari bahwa, leher
Tirta tidak bisa tegak berdiri menopang kepalanya. Dan tidak bisa berbicara
sampai usia sekarang ini. Jadi bisa dibilang badannya usia 3 tahun tapi
perilaku dan sarafnya seperti umur 3 bulan.
Bahkan sewaktu pertama saat
pulang dari rumah sakit, mulut Tirta kaget bila menerima makanan. Untuk
sekarang saja Tirta hanya bisa makan makanan lembek dan lembut. Sang ibu sangat
sabar merawat anaknya. Bahkan ditambah lagi 2 anak yang lain. Kaka-kakak Tirta
juga sangat menyanyangi Tirta. Mereka semua bergantian merawat Tirta. Walupun
terkadang saat mereka semua harus pergi bekerja dan bersekolah Tirta dititipkan
kepada sang nenek.
Ayah Tirta entah pergi kamana,
sampai saat ini dia tidak pernah pulang ke rumah. Pertemuannya mereka terakhir
saat Tirta sudah keluar rumah sakit sang ayah berpamitan untuk bekerja di Kalimantan.
Tapi hingga saat ini selama setahun lebih sang ayah tidak pernah memberi kabar
ataupun uang ke rumah.
Jadi inilah kehidupan mereka.
dimana hanya sang ibu yang mencari nafkah untuk menghidupi ketiga anaknya.
Dimana salah satu anaknya ada yang lumpuh tidak bisa bergerak dan berbicara.
Semoga makalah ini bisa memberi kita pencerahan akan bersyukur tentang hidup
ini. Akan bersyukur tentang apa yang kita punya sekarang. Tidak mudah putus asa
dan selalu saling membantu sesama manusia.
II.
Pembahasan Masalah dilihat dari Teori Character Building
Kepribadian manusia
berbeda-beda. Tidak selalu sama bahkan bisa berbeda sama sekali. Berikut adalah
beberapa jenis kepribadian manusia berdasarkan Enneagram :
1.
Reformer / Perfeksionis
Seorang yang rasional dan sangat idealis.
Punya jiwa kuat dalam membedakan benar dan salah. Umumnya seorang guru, atau
agen perubahan (agen reformasi). Ingin selalu memperbaiki yang salah. Tapi
terkadang terlalu kritis dan terlalu perfeksionis.
2.
Giver / Helper
Seorang yang berjiwa merawat, peduli kepada
sesamanya. Berhati lembut, tulus dan empati kepada orang lain. Mau berkorban
untuk orang lain. Suka membantu orang lain. Namun terkadang terlalu sentimentil
(perasa). Terkadang punya masalah dalam hal menyampaikan kebutuhannya sendiri
kepada orang lain. Menuntut orang lain mengerti kebutuhannya.
3.
Achiever/ Motivator/ Performer
Seorang yang berorientasi pada prestasi.
Energik, bersemangat, percaya diri. Punya ambisi untuk maju. Terkadang terlalu
berpikir tentang pandangan orang lain terhadap dirinya. Terlalu gila kerja dan
terlalu suka bersaing untuk menang.
4.
Romantic / Artist/ Individualist
Seorang yang sensitif dan introspektif
(melihat kedalam diri sendiri). Kreatif, dapat mengekspresikan diri. Terkadang
emosinya berubah-ubah (moody). Terlalu menarik diri dari pergaulan. Kurang
nyaman bertemu banyak orang. Terkadang mengasihani diri sendiri.
5.
Observer / Thinker / Investigator
Seorang yang memiliki otak cerebral kuat.
Punya rasa penasaran tinggi. Ingin mengetahui sesuatu secara mendalam. Mampu
berkonsentrasi terhadap keahlian-keahlian yang rumit. Mandiri. Inovatif. Dan
punya kemampuan inventif (menemukan sesuatu). Terkadang terlalu asyik dengan
konsep-konsep gagasannya sendiri. Dapat melihat dunia dengan cara pandang yang
berbeda. Terkadang terlalu memisahkan diri dari bertemu banyak orang.
6.
Loyalist / Pessimist
Seorang yang terlalu menekankan rasa aman.
Punya komitmen. Bertanggungjawab, dapat bekerja keras. Sering meragukan diri
sendiri. Kurang yakin dan kurang percaya diri. Kurang bisa mengambil keputusan.
7.
Generalist / Optimist / Adventure
Seorang yang selalu sibuk. Punya sikap terbuka
terhadap orang lain. Berjiwa spontan. Bersemangat. Selalu optimis dan yakin
pada diri sendiri. Terkadang kurang disiplin mengerjakan satu hal. Kurang
fokus. Selalu mencari pengalaman-pengalaman baru. Kurang bisa bersabar.
8.
Challenger/ Leader / Boss/ Protector/
Intimidator
Seorang yang dominan. Percaya diri. Berjiwa
melindungi. Gaya bicara langsung pada intinya. Terkadang cenderung egois dan
mendominasi. Merasa dia harus mengendalikan lingkungan, dan orang-orang di
sekitarnya. Cenderung mudah marah (temperamental).
9.
Peacemaker / Mediator/ Accomodator
Seorang yang easygoing. Bisa mempercayai orang
lain. Bisa menerima orang lain. Emosinya stabil. Cukup kreatif dan optimis.
Terkadang harus mengajak orang lain untuk bepergian untuk mencari rasa aman.
Selalu menghindari konflik. Tidak suka berselisih. Namun terkadang bersikap
keras kepala.
Karakter tiap manusia berbeda-beda itu bisa
disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi perbedaan karakter manusia :
1.
Keadaan lingkungan
2.
Trauma masa kecil
3.
Agama yang dianut
4.
Kebudayaan di lingkungan yang ditinggali
Banyak kejadian masa lalu yang bisa membuat
perbedaan perilaku tiap manusia berbeda-beda. Jika diwaktu kecil dia merasa terancam
maka saat besar bisa saja kepribadiannya menjadi orang yang tertutup. Agama dan
lingkungan juga sangat mempengaruhi. Untuk agama seseorang bisa menjadi pribadi
yang baik jika memiliki agama yang kuat, sedangkan untuk lingkungan jika kita
hidup di lingkungan yang baik maka kita juga akan menjadi pribadi yang baik.
Setelah mengetahui
teori diatas maka, kita tahu bahwa ibu Tirta merupakan salah satu jenis manusia
Giver/Helper yang memiliki sifat Seorang yang berjiwa merawat, peduli kepada
sesamanya. Berhati lembut, tulus dan empati kepada orang lain. Mau berkorban
untuk orang lain. Suka membantu orang lain.
Hal itu terlihat
dari saat beliau merawat Tirta dari usia 6 bulan. Saat Tirta belum lumpuh
seperti sekarang. Dia dengan tulus ikhlas merawat Tirta. Mencarikan kartu
miskin agar anaknya dapat dirawat di rumah sakit, menyuapinya, memandikannya,
mencuci baju sang anak. Sungguh sangat besar jasa ibu Titin ini dalam merawat
sang anak. Tanpa kenal lelah apalagi mengharapkan pamrih.
Begitu juga sang
kakak yang selalu setia menemani Tirta. Yang selalu meluangkan waktu untuk
sekedar bercanda bersama. Walupun Tirta tidak memberi reaksi apa-apa. Walaupun
terkadang sang kakak harus menerim cemoohan dari teman-temannya karena memiliki
adik yang lumpuh, tapi mereka tetap menyayangi adiknya dengan tulus.
Keluarga ini memang
serba kekurangan apalagi mereka bisa dikatakan sudah tidak ada ayah. Tapi
keluarga ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berusaha dengan sekuat tenaga
membiayai seluruh hidupnya. Walaupun sang ibu hanya berpenghasilan pas-pasan dan
terkadang mengharapkan belas kasihan dari rnag lain tapi mereka selalu
bersyukur atas diberikannya hidup sampai dengan saat ini.
Itulah sikap yang
harus dicontoh untuk kita semua. Tidak mudah menyerah dan selalu berusaha
walupun jalan yang terlihat sangat sulit. Berpegang tuguh pada keyakinan yang
kita pegang. Jangan mudah putus asa. Dan lakukan yang terbaik dalam segala hal.
Maka kita akan dapat balasan yang setimpal walaupun tidak instan.
III.
Pembahasan Masalah dilihat dari Teori Agama
Didalam
agama islam diajarkan untuk saling menolong . seperti ada di dalam hadist
berikut ini :
HADITS KETIGA PULUH ENAM
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ
اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً
يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ
وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ
عِنْدَهُ، وَمَنْ بَط فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
(رواه
مسلم)
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa
yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan
dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan
siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan
baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah
akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya
selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk
mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang
berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan
mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka
ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi
malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan
siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.
(Riwayat Muslim)
Kita
juga sebagai manusia harus saling menolong, banyak orang yang ada dibawah garis
kemiskinan. Sudah sepantasnyalah bahwa kita harus saling menolong dan memberikan
bantuan pada orang-orang tersebut yang membutuhkan. Selain untuk membantu
sesama juga untuk bekal kita di surga nanti.
Seperti
kelurga Tirta adalah contoh keluarga yang harus kita bantu, karena keadaan
ekonomi mereka yang ada dibawah rata-rata. Terlebih lagi hanya sang ibulah yang
mencari nafkah untuk menghidupi ke 3 anaknya.
Sedangkan
untuk ibu Tirta dia adalah orang yang tawakal menghadapi masalah ankaknya.
Semua usaha sudah dia lakukan. Sholatpun sudah dia jalankan. Dia hanya bisa
meminta pada Allah agar nantinya usahanya tidak sia-sia. Karena pada siapa lagi
dia akan meminta jika tidak pada Allah.
HADITS
KESEMBILAN BELAS
عَنْ أَبِي
الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ
خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا
غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ
تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ
فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى
أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ
كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ
يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ
وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حديث
حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ
إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا
أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ،
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Al Abbas
Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata : Suatu saat saya berada
dibelakang nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda : Wahai
ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya
dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu.
Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan,
mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat
berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan
dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu,
dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka
tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu.
Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata :
Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan :
Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah
di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa
apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang
ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan
bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama
kemudahan).
Seperti
yang ada dalam hadist diatas tentang memintalah pada Allah, karena hanya pada
diriNya lah kita memohon. Karena semua yang ada didunia ini hanyalah milikNya.
Maka sampai saat inipun permintaan Ibu Tirta
hanya satu, semoga anaknya bisa sembuh seperti dulu lagi. Bisa bicara
dan bermain sama seperti anak-anak seumurannya.
IV.
Pembahasan Masalah dilihat dari Teori Pendekatan
lingkungan
Lingkungan adalah faktor utama
perkembangan karakteristik manusia memang. Karena lingkunagan adalah tempat
utama manusia berinteraksi dengan sesamanya. Lingkungan juga tempat belajar
bagi manusia untuk memahami karakter-karakter manusia yang lainnya juga.
Dalam masalah ini memang Tirta
bukanlah manusia yang hidup dilingkungan orang mampu. Dia hanya tinggal di
kontrakan 2 petak dengan bangunan yang tidak permanen, yang dikelilingi oleh
tetangga yang senasib dengannya. Lingkungan tetangganya sebagian besar bekerja
sebagai buruh kasar. Seperti pemulung, buruh cuci dan juga kuli bangunan. Rumahnya
juga tidak memiliki MCK yang layak. Disana hanya ada satu kamar mandi yang
digunakan untuk semua orang diwilayah itu. Dindingnya juga bukan terbuat dari
tembok, tapi dari sekumpulan papan kayu yang dipaku asal-asalan.
Tetapi terlihat rasa saling peduli
mereka sangat besar. Seperti saat kami bertandang kesana ada beberapa tetangga
yang memberikan keluaga Tirta bantuan berupa makanan bahkan uang. Jadi menurut
kami bisa dikatakan orang dengan kemampuan terbatas bisa lebih peduli terhadap
sesamanya karena mereka bercermin pada kehidupan mereka sendiri yang
berkesusahan. Mereka fikir ada baiknya saling membantu jika mereka bisa saling
memberi.
Jadi kekurangan bukan lah hal
yang menjadi penghalang untuk kita bisa peduli dan membantu orang lain. Apalagi
kita yang bisa dikatakan mampu, kenapa kita tidak berusaha memberi sebanyak-banyaknya
untuk orang-orang seperti Tirta. Dimulai dari lingkungan sekitar rumah kita
sendiri.
BAB
III
PENUTUP
I.
Cara Mengatasi Permasalahan
Kemiskinan
tidak dapat hilang begitu saja bila tanpa ada usaha dari orang miskin itu
sendiri, dan bantuan dari sesama serta Pemerintah suatu negara, agar kasus seperti Tirta tidak terulang lagi kepada
orang-orang yang lain. Oleh karena itu hal- hal yang harus
dilakukan pemerintah dan kita semua adalah sebagai berikut :
1.
Menciptakan
lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran penyebab
kemiskinan bisa berkurang
2.
Mendirikan
BLK (Balai Latihan Kerja ) bagi orang kurang mampu sehingga memiliki bekal yang
cukup untuk maju di dunia usaha.
3.
Memberi
Subsidi bagi orang kurang mampu seperti BLT ( Bantuan Langsung Tunai), subsidi
BBM, dan pengobatan gratis bagi orang tidak mampu.
4.
Menarik
minat pengangguran dengan menaikkan upah minimum sehingga mereka berhasrat
untuk bekerja.
5.
Menghapus
Korupsi, karena korupsi penyebab layanan masyarakat tidak berjalan dengan
semestinya.
6.
Memperbanyak
lapangan kerja baru
7.
Menata sistem rumah
sakit di Indonesia agar warga miskin bisa
menikmati fasilitas yang sama
8.
Memberikan banyak
bantuan beasiswa berprestasi
Usaha itu semua
dapat dilakukan pemerintah agar negara kita bisa bebas dari kemiskinan. Agar
tidak akan ada lagi korban-korban lain seperti Tirta. Agar negara kita bisa
menjadi negara maaju tanpa embel-embel adanya kemiskinan. Dan tidak ada lagi
korban rumah sakit yang diremehkan karena kemiskinan yang melekat dalam
kehidupannya.
Sehingga nantinya
generasi muda penerus bangsa ini menjadi generasi yang cerdas dan bisa bersaing
dengan generasi negara-negara lain untuk membangun nega Indonesia yang maju.
II.
Kesimpulan
Dari kasus ini maka didapat
pelajaran bahwa kita sebagai manusia harus peka terhadap lingkungan sekitar
kita. Terlebih lagi peka pada warga-warga miskin yang serba hidup dalam
kekurangan. Harus saling membantu seperti yang diajarkan oleh Tuhan kita semua,
bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Harus saling tolong-menolong agar
tercipta kehidupan yang harmonis.
Dari kasus ini juga kita dapat
mengambil pelajaran bahwa apapun yang terjadi, apapun cobaan yang sedang kita
hadapi kita harus tetep tegar dan bersabar. Karena hanya dengan berrsabarlah
kita sedikit demi sedikit dapat menyelesaikan semua masalah. Selalu mencoba dan
tak pernah putus asa.
Selain
itu kita juga dapat memetik pesan untuk selalu menghormati dan menyayangi
orangtua. Karena merekalah yang melahirkan kita, jadi sudah sewajarnya kita
tidak boleh melawan orang tua. Seperti anak-anak ibu Titin ini. Mereka sangat
menyayangi sang ibu, bahkan rela waktu mainya terbuang hanya untuk membantu
pekerjaan rumah maupun menjaga sang adik. Walaun mereka juga memiliki kesibukan
masing-masing.
Hidup itu bukanlah hanya tentang
kenikmatan semata. Karena anatinya kitapun akan pergi dipanggil Tuhan. Jadi
lakukan yang terbaik dalam hidup dan kita akan mendapatkan hasil yang baiak
pula.